Cari

    Belanja Oke

Archive for Juni 2011

gravatar

Survey di AW Survey Dibayar Dollar

AW Survey merupakan sebuah program survey berbasis online yang menawarkan bayaran yang terbilang cukup tinggi dengan hanya memberikan pendapat anda. AW Survey adalah perusahaan penyelenggara survey secara online yang bebas diikuti oleh siapapun dari berbagai negara selama anda bisa berbahasa Inggris. Tapi ga usah kawatir ini cuma sekedar formalitas saja ko. Perusahaan ini menawarkan bayaran yang sangat tinggi untuk mereview tampilan website - website yang ingin memperbaiki tampilan website mereka. Ketika kita mendaftar pada program ini kita langsung dihadapkan kepada beberapa buah survey yang nilainya 27 dolar. AW Survey memberikan bayaran bernilai 1-25 dolar untuk setiap survey yang anda isi. Mereka juga memberi bonus 6 dolar untuk survey pembuka dan yang menyertainya 4 dolar per survey. Mereka juga membayar anda 1.25 dolar per account yang mendaftar melalui anda. Ditambah lagi ada bonus 500 dolar yang diundi setiap bulan. AW Survey mengirim bayaran anda ke rekening Paypal. Minimum pencairan adalah sebesar $75. Pembayaran membutuhkan waktu 3-5 hari untuk direview oleh tim AW Surveys.



Setelah dollar kamu terkumpul minimal $75 itu sudah bisa di ambil (Redeem Money) melalui rekening paypal. Untuk pembuatan rekening paypal bisa di sini
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.


Catatan-catatan penting:
  1. Waktu isi jawaban jangan lupa anda harus tulis pake bahasa inggris kalo ngak nanti duitnya hangus.
  2. Pembayaran akan sampai ke rekening Paypal anda kira-kira 3-5 hari kerja setelah tanggal request.
  3. Setiap awal bulan akan ada survey baru yang bisa anda isi, jadi rajin-rajin login tiap awal bulan yah.
  4. Kalo sewaktu jawab survey ada website yg ngak bisa diakses / error / limited access dari Indonesia, anda tetap isi saja review yang diminta dengan menuliskan perasaan / kesan / tanggapan / kritik / saran anda (tentunya pake Inggris juga yah). Cara ini sudah saya coba dan hasilnya sangat ampuh, semua review saya diluluskan & akhirnya saya dibayar.

gravatar

Free Health Products

Is it Possible to Get Artificial Nail Fungus From Nail Shops



Is it Possible to Get Artificial Nail Fungus From Nail Shops?Artificial nails have come to stay. It is rare to find a woman who doesn’t wear it these days. This naturally follows that they are used in covering their natural toes and to make them more beautiful. However, women have been known to use artificial nails to cover up nail fungus infection hence resulting in a coined word “artificial nail fungus”. Unfortunately, this doesn’t cure nor solve the problem. Instead, it worsens it. Let me explain. Nail fungus grows in a favorable environment in which there is a lot of moisture and it is dark. Now when you apply artificial nails to the already infected toe nails, it creates an environment that is both dark and has a lot of moisture. Since these fungi grow only in areas that are airless and on feet that are both damp and warm, the artificial nail thus inhibits the easy flow of air around the toenail.Fungal nail infections are more common among the toe nails than among the finger nails. But please note that any finger nail that isn’t natural but attached to the real finger nail is a huge contributor to the spread of the fungal infection. It is understandable that when the nails look yellowed as a result of the infection, the natural inclination is to want to put it out of sight and hide because of the stares you get on the fingers or toenails. But know that when you hide the nails under artificial nails, you are creating a more enabling environment that will foster the faster growth and spread of the fungus. So, while it is covered, no one else of course sees the nails while it keeps getting destroyed and the condition worsens. If this gets to the extreme, you may not even be able to hide it any longer as the nail becomes so bad that it is virtually impossible to even apply the artificial nails. This is the reason it is better for you to nip the “monster” in the bud.The spread of the fungus nail infection is even more common among the women than men because of the flourishing beauty industry. It is common fact that women these days visit nail shops where professional nail experts help apply the artificial nails they want. Now, it very easy for women to get their pedicures and manicures done for them at these shops and because of this, nail spas are very rampant and well patronized by women and even some men. However, these same shops which are a source of satisfaction to women can also be a source of sadness as they beautiful nails they go to sculpt their nails, can become infected by the nail fungus infection. This is possible because certain women who also visit these shops may have the nail fungus growing in their fingernails.For more information visit: http://www.zetaclear.com/?aid=470248


Acai Berry 




We've taken Acai Berry one step further by combining Acai extract with a combination of nutrients that help with weight-loss, increased energy levels, and antioxidants that help promote healthier looking skin.

The result of our formula? You get the combined antioxidant power of Acai Berries with the health-promoting benefits of Green Tea and other nutrients in one time-saving, easy-to-take capsule.
http://mhlnk.com/906D4F11

gravatar

PTC yang diburu Clickers

Bisnis yang satu ini memang selalu diburu oleh para clickers alias orang yang melakukan klik pada iklan yang telah disediakan oleh penyedia iklan, dengan komisi tertentu dan dapat dicairkan ke dalam rekening tabungan kita. Banyak sekali pilihan yang ditampilkan di dunia maya untuk mencari para clickers yang masing-masing punya sistem yang tidak sama, ada yang berasal dari luar negeri (PTC Luar Negeri) dengan komisi Dollar $, dan juga banyak juga yang berasal dari Lokal (PTC Lokal) dengan komisi Rupiah Rp. Nah sekarang kita coba masuk ke PTC Lokal, diantaranya :
 



IndoStarBux






PTC Luar Negeri di antaranya :




Get cash from your website. Sign up as affiliate.


















gravatar

Tunanetra Bali Pun Ketagihan Teknologi

Suasana Acara (dok. ramaditya)

Penulis: Eko Ramaditya Adikara - detikinet

Hal tersebut penulis rasakan saat berkunjung ke SLB/A Negeri Bali, Rabu 25/6/2011.

"Kalau murid-murid di sini sudah belajar komputer suka ketagihan, biasanya minta tambah jam belajar," ujar Suradi, salah seorang pengajar di sekolah tersebut.

Hal serupa juga diungkapkan Fajar, instruktur komputer yang langsung menangani tunanetra dalam belajar komputer. "Mereka haus akan teknologi, jadi saya berusaha memberikan berbagai pelajaran yang berhubungan dengan komputer yang dapat langsung mereka manfaatkan," jelasnya.

Ayu, seorang siswi yang saat ini menjalani pendidikan inklusif di sebuah SMA di Bali merasa sangat terbantu dengan adanya teknologi asistif seperti komputer bicara, printer Braille, atau alat perekam suara.

Saat penulis mengenalkan dan mendemonstrasikan voice recorder yang dapat merekam percakapan secara real-time, Ayu merespon dengan sangat antusias. "Alatnya kecil, jadi praktis dan bisa sangat membantu merekam pelajaran di kelas," ujarnya sambil meraba voice recorder milik penulis.

Siswa-siswi yang lain pun tak kalah semangatnya. Mereka mengaku senang menghabiskan waktu berjam-jam di laboratorium komputer yang di dalamnya terdapat lebih dari lima unit komputer bertenaga dual-core.

Hasilnya? Sebagian besar di antara mereka sudah memiliki akun Facebook dan cukup aktif mengelolanya, baik lewat komputer maupun ponsel.

Selain itu, mereka juga telah menguasai aplikasi perkantoran dasar seperti Microsoft Word dan Microsoft Excel, sehingga dapat mereka manfaatkan dalam proses belajar mengajar, khususnya mereka yang tertarik masuk sekolah inklusif, yang notabene sangat membutuhkan kedua aplikasi tersebut.

Berdasar pengalaman di atas, penulis beranggapan bahwa saat ini rekan-rekan tunanetra di Indonesia sudah mulai bangkit dan mengadopsi TI sebagai salah satu media substitusi fungsi penglihatan mereka yang hilang. Hal tersebut, boleh jadi, juga telah dilakukan sekolah luar biasa lain di Indonesia.

Dengan demikian, motivasi belajar tunanetra dapat ditumbuhkan bila lingkungan bersedia mengakomodasi kebutuhan mereka, minimal memperkenalkan penggunaan dan manfaat TI sebagai penunjang kehidupan tunanetra.

Jadi, TI harus dapat menjadi kawan yang mampu menstimulasi minat tunanetra, bukan lagi lawan yang susah untuk ditaklukkan atau dikuasai.

Bicara soal teknologi asistif tunanetra yang harganya masih selangit, memang hal tersebut adalah tantangan besar bagi kita. Namun, penulis yakin kalau kita mampu menyiasati hal tersebut -- misalnya menggunakan tape recorder atau voice recorder yang terjangkau harganya -- maka proses implementasi teknologi informasi bagi tunanetra dapat tetap berjalan.

Nah, jika tertarik, bolehlah mampir ke SLB/A Negeri Bali yang terletak di bilangan Serma Gede, Denpasar.

Bila ingin mendengarkan wawancara penulis saat berkunjung ke sana, silahkan unduh melalui link ini.

gravatar

Kiat-kiat Developer Sukses

Suasana Ngopi (inet)
 
Rachmatunisa - detikinet

Dalam acara Ngopi bareng detikINET, Rabu (27/4/2011), Andi Sie, developer dari eEvent menyebutkan, yang pertama harus diingat adalah seorang developer harus memiliki misi dan visi.

"Kita harus tahu apakah yg kita buat itu bermanfaat atau tidak, apakah memecahkan problem yang ada? Misalnya, aplikasi Al-Quran yang memungkinkan orang bisa membaca Al-Quran on the go," kata Andie kepada hadirin.

Dia menambahkan kiat berikutnya adalah validasi kecil-kecilan. Yang dimaksud adalah aplikasi yang dibuat haruslah sederhana, mudah digunakan dan jangan menuntut terlalu sempurna. 

Pernyataan ini diamini oleh Andre Raditya dari Better-B. "Yang pertama harus kreatif, dan tentu saja solve the problem. Awalnya, minimal aplikasi itu harus bisa menyelesaikan problem si pembuatnya sendiri," ujarnya.

Sementara itu, Andry S Huzain dari Detik.com mengatakan sesuatu yang baru adalah syarat mutlak. "Harus selalu ada yang baru adalah kuncinya. Yang kedua, mengkuti kemana uang mengalir. Kalau sekarang yang lagi ramai di App Store atau App World, ya ikutin!" ujarnya. 

Abangkis dari Kommutta pun mengungkapkan kiat senada, yakni memulainya dengan melihat kebutuhan di sekeliling kita. "Lihat apa yang sedang dibutuhkan. Kalau banyak permintaan, bikin. Jika banyak yang pakai, itu sudah sukses buat kami," kata Abangkis.

Tak ketinggalan, Oon Arfiandwi dari 7Langit menambahkan bahwa developer aplikasi yang baik adalah developer yang tahu bagaimana memonetize aplikasi yang dibuatnya. Yakni, bagaimana aplikasi tersebut bisa menjadi ladang penghasilan.

Ngopi Bareng detikINET adalah diskusi santai bulanan yang diadakan detikINET. Acara kali ini didukung oleh Anomali Coffe.

gravatar

'Surga' Bajakan, Pasar Software Indonesia Tetap Dilirik


Ardhi Suryadhi - detikinet
Hal ini pun disadari oleh Jimmy Fong, Channel Sales Director Kaspersky Lab Asia Tenggara. Ia tidak menampik potret buram pasar software Indonesia yang dicoreng oleh produk bajakan. Namun ternyata, di balik itu ada secercah harapan yang mengintai.

"Hal ini terkait populasi penduduk Indonesia yang begitu besar, yakni mencapai lebih dari 220 juta jiwa. Tentu saja ini menjadi peluang pasar tersendiri di tengah tingginya angka pembajakan," ujarnya, dalam jumpa pers di Penang Bistro, Jakarta, Rabu (1/6/2011).

Ia pun optimistis jika tak semua pengguna komputer Indonesia akan menggantungkan diri dengan software ilegal. Terlebih jika melihat lobang keamanan data yang mengancam.

"Apa mereka mau mengorbankan keamanan komputernya dengan tidak membeli software asli yang siap memberikan layanannya," lanjut pria asal Hong Kong ini.

Nilai komersial piranti lunak tanpa lisensi yang diinstal pada komputer di Indonesia menurut catatan IDC dan Business Software Alliance menembus angka USD 1,32 milliar pada tahun 2010.

Adapun untuk tingkat pembajakannya mencapai 87 persen, sehingga menempatkan Indonesia di posisi ke-11 pada daftar negara pembajak terbesar sejagat.

Kampanye Kaspersky

Kaspersky sendiri tengah mengambil ancang-ancang untuk membuka kantor perwakilan di Indonesia. Jika tak ada aral melintang rencana itu akan terealisasi pada tahun 2012 mendatang.

"Untuk membuka kantor di suatu negara itu tidak bisa dilakukan semalam. Harus melakukan persiapan dari sisi sumber daya manusia, model bisnis, dan lainnya," tukas Jimmy.

Namun sebagai 'pemanasan', perusahaan antivirus asal Rusia ini memperluas channel di Indonesia dengan menunjuk PT Nusantara Utama Technology untuk juga menggarap jaringan distribusi konsumer di Indonesia.

Sebelumnya, Nusantara yang telah bermitra dengan Kaspersky sejak Mei 2010 ini hanya berfokus menangani segmen korporat. Namun dengan penambahan wilayah pemasarannya ini, Nusantara pun akan meluncurkan program Kampanye Keamanan Kaspersky di Indonesia.

"Kami sudah punya ancang-ancang untuk ekspansi ke luar kota seperti Bandung, Surabaya, Medan, dan Makasar. Kalau Jakarta pasti nama Kaspersky sudah cukup dikenal," imbuh Michael Ong, Vice President PT Nusantara Utama Technology.

gravatar

Desainer Asus, Antara Seni dan Pekerjaan






Tim desain Asus (fw/inet)
 
Fajar Widiantoro - detikinet
Jakarta - Mereka rata-rata muda, berpakaian casual, penuh ide, dan tak harus berlatar belakang IT. Dari ruang kerja yang merupakan kombinasi bar, ruang bersantai dan galeri seni, muncul berbagai desain inovatif Asus.

Asus memberi kebebasan ruang berekrspresi bagi para tim desainernya. Termasuk ruang tempat mereka bekerja yang didesain sangat artistik. Demikian kesan yang ditangkap detikINET daat berkunjung ke ruang kerja tim desain Asus di Taipei, Taiwan.

Di sela ajang pameran komputer terbesar di Asia, Computex 2011, detikINET mampir di gedung yang menjadi markas besar Asus. Salah satu yang membuat penasaran adalah seperti apa orang-orang di balik desain-desain produk Asus yang inovatif seperti Eee PC dengan desain cangkang kerang, laptop ultra lebar NX90, dan beberapa laptop dengan corak alam seperti bambu.

Di ruangan yang terletak di lantai 13 sebuah gedung, Asus menyiapkan tempat khusus bagi para pekerja kreatifnya. Meski Asus adalah perusahaan teknologi, namun karyawan di sini tak harus datang dari latar pendidikan IT. Beberapa diantara mereka
adalah seniman murni dari desain komunikasi visual atau fashion
stylist dari brand besar.

"Anda boleh tidak percaya, background saya adalah seorang fashion stylist. Saya dulu bekerja di Vogue sebelum ditarik ke Asus," ujar salah satu karyawan wanita cantik berpenampilan stylish bernama Michelle Hsiao.

Bertindak sebagai pemandu, wanita muda yang bekerja untuk divisi Specialist Brand Visual Communication ini dengan ramah memperkenalkan setiap bagian yang ada di ruangan itu. Michele sendiri adalah salah satu 'otak' di balik desain-desain cover dan tekstur laptop Asus dengan corak warna-warna alam.

Ruang Kerja Tak Seperti Kantor

Dipaparkan Michelle, Asus memberi kebebasan berekspresi kepada ribuan tim desain yang ada di markas besar mereka. Hal itu tampak dari ruang kerja mereka yang sangat artistik. Sama sekali tak mirip sebuah kantor, melainkan gabungan antara ruang tamu, bar, dapur, gudang, dan galeri seni. Sayang, awak media tak diperkenankan mengambil gambar di ruang tersebut.

Dalam ruangan itu, banyak bermunculan ide-ide brlilian yang diwujudkan dalam produk berdesain menarik. Michelle menambahkan ada beberapa tahapan workflow dari mulai ide hingga implementasi konsep ke produk.

"Yang pertama adalah brainstroming dan pahami dulu konsep dasarnya. Kemudian diturunkan ke strategy plan product. Selanjutnya dilakukan penyempurnaan grafis yang sesuai tren, dan yang terakhir packaging," jelasnya.

Lama workflow tim desain ini bervariasi tergantung project. Biasanya mereka butuh waktu 6 bulan hingga 1 tahun sebelum produk tersebut dirilis.

"Bekerja sebagai tim desain Asus sangat menyenangkan. Ini adalah antara seni dan pekerjaan. Asus memberi kebebasan kami untuk berekspresi. Selama ada ide, itulah pekerjaan kami," tutupnya mengakhiri perbincangan.

gravatar

Kolombia Sukses 'Ekspor' Nama Domain



Wicak Hidayat - detikinet

Jakarta - Kolombia rupanya menuai sukses cukup besar dengan membuka nama domain negaranya, .co. Twitter dan Amazon termasuk di antara klien negara itu.

Twitter menggunakan domain .co untuk layanan penyingkat URL mereka t.co. Sedangkan Amazon menggunakannya untuk a.co.

Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (3/6/2011), sebelum diperdagangkan secara bebas, nama domain yang terdaftar di Kolombia hanya 28.000 alamat. Kini? Jumlahnya sudah mencapai satu juta domain lebih.

Salah satu penyebab larisnya .co adalah namanya yang mirip .com. "Secara global mudah dikenali, singkat dan memiliki teknologi yang luar biasa di belakangnya," ujar Juan Diego Calle, CEO .CO Internet, perusahaan registry di balik .co.

Calle mengakui kebanyakan kliennya adalah usaha kecil yang tak berhasil mendapatkan domain .com. Namun ada juga klien besar seperti Twitter atau Amazon.

Kontrak .co diberikan pada perusahaan yang dikomandani Calle itu pada Juli 2010. Perusahaan asal Miami, Amerika Serikat, itu mengalahkan pesaing seperti VeriSign (registry .com dan .net global).

Alamat .co bisa dibeli mulai harga USD 11.99 melalui registrar yang umum. Namun untuk alamat satu huruf, seperti t.co, pembeliannya harus lewat jalur khusus.

Sejauh ini harga termahal yang pernah diungkap oleh .CO Internet adalah USD 350 ribu untuk nama domain o.co. Nama domain itu dimiliki perusahaan ritel Overstock.

Berikut beberapa negara yang sukses berjualan domain mereka:
1. Tuvalu, alamat .tv milik negara pulau ini banyak digunakan perusahaan televisi.

2. Montenegro, negara eropa timur ini sukses berjualan alamat .me. Salah satu yang terkenal adalah mobile.me-nya Apple.

3. Libya, domain .ly cukup kondang berkat layanan penyingkat URL bit.ly.

4. Tokelau, wilayah Pasifik ini menyediakan layanan domain gratis bersyarat untuk .tk.

Nah, bagaimana dengan Indonesia? Mampukah kita menyusul dengan jualan domain .id?



( wsh / rns )

Belajar bahasa Inggris bareng British Council di handphone yuk, seru loh!! Tekan *321*12*1#

Follow twitter @detikinet dan gabung komunitas detikcom di facebook

gravatar

BELAJAR SAMBIL BISNIS




Kapan kita bisa belajar, di mana kita bisa belajar, dalam kondisi bagaimana kita bisa belajar, tentu jawabannya beraneka ragam, dari kondisi di atas tentunya kita lebih suka belajar dalam kondisi yang menyenangkan, mengenai waktu dan tempat bisa di mana aja, yang penting suasana pikiran kita tidak kacau balau dan dalam kondisi fit.

Sambil belajarpun kita juga bisa melakukan bisnis, baik bisnis online maupun bisnis offline,biasanya sebagian besar orang melakukan bisnis sampingan di kala waktu senggang, tapi semua itu dikembalikan kepada masing-masing individu yang bersangkutan.

Bisnis 100% Tanpa Modal